Kerajaan siak merupakan pecahan dari kemaharajaan Melayu. Yang di pimpin Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah ( Raja Kecil ) dengan Sultan Sulaiman. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah mengalami kekalahan dalam konflik tersebut karena Sultan Sulaiman dibantu oleh Bugis. Akibat kekalahan itu Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah menyingkir ke Johor kemudian Bintan terus ke Bengkalis hingga akhirnya ke pedalaman sungai Siak tepatnya di daerah Buatan. Letak daerah Buatan ini sekitar 10 Km di hilir kota Siak Sri Indrapura. Kemudian Sultan Abdul Jalil di angkat menjadi raja oleh rakyat setempat. Kerajaan Siak ini berdiri sekitar tahun 1723.
Sultan Abdul Jalil mangkat pada tahun 1744 dan di gantikan oleh Putranya Sultan Mohammad Abdul Jalil Jalaluddin Syah. Dan dia kemudian memindahkan pusat kota ini ke daerah Mempura. Selama berdiri nya Kerajaan Siak telah beberapa kali berpindah ibukota yang pertama di daerah Buatan, Mempura, Senapelan kemudian pindah kembali ke Mempura dan terakhir pindah ke Kota Tinggi atau yang lbh di kenal dengan Siak. Kerajaan ini berdiri selama kurang lebih 2 abad dari tahun 1723 sampai dengan tahun 1946. Sampai akhirnya Sultan Syarif Qasim II Raja terakhir keturunan Siak berikrar bergabung kedalam Wilayah persatuan Republik Indonesia.
Situs budaya berupa kerajaan ini telah beberapa kali mengalami pemunggaran terkahir di pugar pada tahun 2006 oleh pemerintah setempat. Adapun barang2 peninggalan sejarah yang masih tersisa di sana berupa foto2 keluarga kerajaan, alat2 makan kerajaan ( piring, gelas, sendok dll ), pakaian kebesaran raja, sebuah jam besar, serta sebuah lemari yang berisi surat2 penting dan arsip2 kerjaan yang konon lemari tersebut tidak pernah bisa di buka oleh siapapun kecuali oleh Sultan sendiri dan konon lemari tersebut jg tidak bisa di pindah tempatkan.
Sultan Abdul Jalil mangkat pada tahun 1744 dan di gantikan oleh Putranya Sultan Mohammad Abdul Jalil Jalaluddin Syah. Dan dia kemudian memindahkan pusat kota ini ke daerah Mempura. Selama berdiri nya Kerajaan Siak telah beberapa kali berpindah ibukota yang pertama di daerah Buatan, Mempura, Senapelan kemudian pindah kembali ke Mempura dan terakhir pindah ke Kota Tinggi atau yang lbh di kenal dengan Siak. Kerajaan ini berdiri selama kurang lebih 2 abad dari tahun 1723 sampai dengan tahun 1946. Sampai akhirnya Sultan Syarif Qasim II Raja terakhir keturunan Siak berikrar bergabung kedalam Wilayah persatuan Republik Indonesia.
Situs budaya berupa kerajaan ini telah beberapa kali mengalami pemunggaran terkahir di pugar pada tahun 2006 oleh pemerintah setempat. Adapun barang2 peninggalan sejarah yang masih tersisa di sana berupa foto2 keluarga kerajaan, alat2 makan kerajaan ( piring, gelas, sendok dll ), pakaian kebesaran raja, sebuah jam besar, serta sebuah lemari yang berisi surat2 penting dan arsip2 kerjaan yang konon lemari tersebut tidak pernah bisa di buka oleh siapapun kecuali oleh Sultan sendiri dan konon lemari tersebut jg tidak bisa di pindah tempatkan.
1 komentar:
seep...ku pingin lihat istanyanya...tapi dimana yah siak itu?? jauh ga ya dari jogjakarta...hehe, ketauan nilai geografinya jelek waktu sekolah dulu.
Posting Komentar
koment na nya....;)